Mesin Penggiling Pencacah Penghancur Limbah Triplek Kayu
Mesin Pengiling Pencacah Penghancur Limbah Triplek Kayu
Kayu lapis atau sering disebut tripleks adalah sejenis papan pabrikan yang terdiri dari lapisan kayu yang direkatkan bersama-sama. Kayu lapis merupakan salah satu produk kayu yang paling sering digunakan.
Mesin Pengiling Pencacah Penghancur Limbah Triplek Kayu |
fungsi mesin penghancur limbah triplek kayu adalah menghancurkan triplek kayu yang gagal produksi untuk dibuat menjadi serbuk kayu sebagai media tanam, seni maupun untuk keperluan lainnya yang membutuhkan olahan limbah triplek.
Alat Penghancur Triplek Kayu |
Spesifikasi Mesin Pengiling Pencacah Penghancur Limbah Triplek Kayu
Kapasitas : 50–75 kg/jam (Limbah Triplek)
Rotation Speed : 5000-5800 rpm
Penggerak : Diesel 16 HP
Dimensi : 900 x 600 x 1000 mm
Material Penggiling : Plat Besi
Rangka Mesin : Besi UNP
Transmisi : V-belt Dan Pulley
Kapasitas : 80–120 kg/jam Limbah Triplek)
Rotation Speed : 5000-5800 rpm
Penggerak : Diesel 24 HP DS
Dimensi : 1000 x 600 x 1000 mm
Material Penggiling : Plat Besi
Rangka Mesin : Besi UNP
Transmisi : V-belt Dan Pulley
Walau tempat ada di bantaran Kali Semarang yang kumuh, Kampung Sumeneban, Kecamatan Semarang Tengah, menaruh kekuatan sendiri. Beberapa puluh penduduk di kampung yang terdapat di belakang Pasar Johar Semarang itu nyatanya mempunyai kreatifitas dalam bagian kerajinan kayu yang mengagumkan. Bukan sembarang kreatifitas, mereka ikut dapat manfaatkan sampah kayu jadi kerajinan unik serta berharga ekonomis. Dari tangan dingin mereka, limbah-limbah kayu sisa industri mebel itu dapat disulap jadi puzzle atau meja belajar anak. Salah satunya pengrajin, Amir (60) menjelaskan, telah tekuni usaha pembuatan meja pulvis atau meja belajar anak semenjak sepuluh tahun paling akhir. Sekarang, dalam satu bulan dia dapat jual 1.000 meja belajar anak itu ke beberapa daerah di Indonesia.
"Awalannya cuma iseng, lihat sampah mebel yang umumnya dibuang. Sesudah coba-coba, pada akhirnya kepikiran untuk memakainya menjadi meja belajar," katanya, Rabu (5/11/2014). Amir mengakui tidak mempunyai potensi di bagian pertukangan. Semua dikerjakan dengan otodidak serta pelan-pelan. "Tidak miliki basic tukang, tetapi selalu belajar. Saat ini dalam satu hari dapat membuahkan 50 meja belajar siap jual," paparnya sekalian tersenyum.
Untuk penjualannya, Amir mematok Rp20 ribu untuk tiap-tiap meja belajar kecil itu. Harga itu dapat tambah murah bila pembelian dikerjakan dalam partai besar. "Umumnya pedagang kulakan langsung kesini. Jika banyak, saya biasa jual Rp15 ribu per buah," tuturnya.
Dalam sebulan, Amir mengakui dapat jual 1.000 meja belajar itu. Omzet yang didapatkan sekitar 5-10 juta. "Jika kembali ramai dapat semakin banyak. Rata-rata Rp5 juta per bulan," ujarnya.
Tidak hanya Amir, ada beberapa puluh masyarakat kampung Sumeneban yang tekuni usaha kerajinan kayu. Diantaranya Adi Sugiarto, 43. Berlainan dengan Amir, Adi lebih berkonsentrasi dalam pembuatan mainan anak berbentuk puzzle dari kayu.
"Berbahan dari tripleks, lalu ditempel gambar-gambar yang disenangi anak-anak lalu dipotong-potong membuat puzzle. Dalam satu hari saya dapat membuahkan 50 lebih puzzle," katanya.
Puzzle-puzzle itu di jual ke beberapa daerah di Indonesia. Tidak hanya Semarang serta sekelilingnya, banyak konsumen dari Jakarta, Bandung, DIY, bahkan juga Bali yang minati produknya itu.
"Awalannya cuma coba-coba, nyatanya banyak yang minat serta membuahkan. Bahkan juga saya seringkali tidak dapat penuhi pesanan dari konsumen," paparnya. Dalam satu bulan, ia dapat jual lebih dari 1.000 puzzle hasil kreasinya itu. Untuk tiap-tiap puzzle, dia mematok di harga Rp4.000. "Omzet perbulan seputar 6 juta. Tetapi jika sepi ya sangat Rp2-4 juta saja," tuturnya.
No comments